Minggu, 08 Maret 2015

tugas imajinasi

Tugas Wirausaha. mewawancarai pedagang daerah jatinangor

Tapi ini hanya fiktif belaka, karakter Pak Roekmana si pedagang nasgor hanyalah fantasi, karena tidak sempat ke Jatinangor


Makanan Mahasiswa Itu Sederhana
Hampir semua orang, terutama mahasiswa menyukai nasi goreng. Itulah yang ada di benak Bapak Roekmana sang penjual nasi goreng keliling komplek. “Mahasiswa itu otaknya rumit, tetapi makanannya simpel. Nasi di kecapin lalu di gorenglah favorit mereka” ujar Pak Roekmana. Pak Roekmana tinggal di Ujung Berung. Dia termasuk orang yang ternama di daerah nya. Dia memiliki kenalan yang banyak. Dan kenalan itulah yang menjadi alat promosi sekaligus pelanggan setia nya.
            Awalnya Pak Roekmana bekerja sebagai montir di bengkel mobil di daerah ujung berung, disana dia kerja tetap dengan penghasilan tetap. Terjamin penghasilannya untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Tetapi kebutuhan manusia bertambah lagi. Nama kebutuhan itu adalah pendidikan. Anaknya beberapa tahun lagi lulus SMA, dan dia akan meneruskan pendidikannya. Akhirnya jawaban untuk kebutuhan uang bagi orang dengan penghasilan tetap adalah Wirausaha. Sedikit mirip dengan berjudi, tetapi ditambah usaha, lalu ditambah halal.

“Siapa yang rela ilmu anaknya dibayar dengan uang yang haram?” – Pak Roekmana
“Pejabat pak” – Sekelompok Demonstran

            Lalu Pak Roekmana memilih berjualan nasi goreng, karena dia sangat suka nasi goreng buatan istrinya.
            Menurut pak Roekmana, Kunci agar usaha berjalan lancar adalah link, karena itu dia selalu akrab dengan pelanggannya. Apalagi ketika dia di wawancarai oleh mahasiswa unpad, dia sangat girang. Hampir semua pelanggan yang membeli memanggil dia dengan panggilan. Dia jarang di panggil hanya dengan panggilan ‘mas’ atau ‘bapak’, karena dia memiliki watak mudah akrab dengan orang-orang. ada yang memanggil ‘paruk’, ‘pa ndut’, ‘brewok’, dan banyak lagi panggilan lainnya. Mungkin kalau dihitung totalnya ada 9231 panggilan.
            Kesan pertama yang didapatkan ketika pertama berjumpa dengan Paruk (Pak Roekmana) adalah dia seakan memiliki aura yang membuat orang nyaman bersama dia. Aura yang berbeda dari penjual nasi goreng lainnya. Walaupun penampilan nya menunjukan kebalikan dari itu, tetapi raut wajah nya memberikan isyarat bahwa dia menerima semua orang. Bahkan dia mengajak untuk mampir ke rumahnya untuk makan malam dan dilanjut dengan ngopi.
            Dan sesampai dirumahnya Paruk benar benar berusaha membuat tamu nya seakan berada dirumah sendiri. Dia menyodorkan 6 toples cemilan yang isinya berbeda, dan memesan 2 cangkir kopi dari warung sebelah. Dia bercerita tentang dulu ketika menjadi montir dan menceritakan anaknya yang akan lulus SMA dengan sangat bangga dan sangat polos, seperti anak kecil yang menunjukan hasil ujiannya yang nilainya seratus kepada orangtua nya. Ceritanya membuat orang merasa kenal dekat dengannya walaupun baru pertama kali bertemu.

Dia memiliki keahlian khusus dalam berwirarusaha. Keahlian berinteraksi dengan orang lain yang cemerlang. Jika dia diberi modal lebih untuk mengembangkan usaha nasi goreng nya. Mungkin akan menjadi restoran nasi goreng besar dengan banyak cabang. 

1 komentar: