Kamis, 25 Agustus 2016

Kita Pribumi

Mereka tunggangi puluhan yang besar
membuatnya menari dan merasa peduli

Mereka hapusi hamparan kisah keji
yang menunjukan dirinya bukanlah pemberani




Rabu, 16 September 2015

lampu kamar dan fajar

samar yang terang, hadap panah ke tanah
ujung awal akhir hadir sekilas

samar yang terang, hadap panah ke tanah
saat tergelap tanda cerah menyalin

dibawah atap ia masih tertidur
lalu bangun meratap, tak pantas nasib di syukur





Minggu, 23 Agustus 2015

"Woy, nggak semua orang Itali itu pemain bola, tukang bikin sepatu, atau mafia. Nggak semua orang Indonesia itu jago bulu tangkis, teroris, atau TKI"

- Mi'un, Supernova Petir

Jumat, 05 Juni 2015

Kings of Convenience - Rule My World

Explain to me one more time
When they kill, it's a crime
When you kill, it's justice
Kings of Convenience - Rule My World

bait lirik itu membuat saya ingin menulis lagi.



Kita harus percaya bahwa sejarah ditulis oleh pihak yang 'menang'. 

Sebagian besar sejarah bersifat subjektif. Karena sejarah yang kita pelajari umumnya mengandalkan pendapat para ahli yang dipercayai sebagai sumber.
Mungkin kata itu perlu di ulang lagi. 
Pendapat.


Ada seorang pemimpin besar yang dikenal sebagai pembunuh yang jatuh cinta pada nyawa-nyawa yang melayang. Yang mencoba memusnahkan kaum Daud. 
Tetapi apa alasan dia membunuh secara masal?
Tidak mungkin tidak ada alasan yang logis bagi seorang pemimpin besar untuk melakukan tindakan yang begitu ekstrem.

Apa alasan dia membunuh secara masal?
Masih belum ada jawaban yang cukup kuat untuk berdiri dan menjadi fakta yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Apa alasan dia membunuh secara masal?
Para korbannya seakan tanpa dosa. 

Yang menjadi 'fakta' besar dan mendunia hanyalah "Dia adalah manusia yang harus kita benci di dunia". Dan orang awam akan menelan 'fakta' besar itu seperti pil. tanpa dikunyah, tanpa dirasa.

Yang harus lebih diteliti adalah, apakah 'korban' adalah korban?
Apakah 'pelaku' adalah pelaku?



Minggu, 08 Maret 2015

tugas imajinasi

Tugas Wirausaha. mewawancarai pedagang daerah jatinangor

Tapi ini hanya fiktif belaka, karakter Pak Roekmana si pedagang nasgor hanyalah fantasi, karena tidak sempat ke Jatinangor


Makanan Mahasiswa Itu Sederhana
Hampir semua orang, terutama mahasiswa menyukai nasi goreng. Itulah yang ada di benak Bapak Roekmana sang penjual nasi goreng keliling komplek. “Mahasiswa itu otaknya rumit, tetapi makanannya simpel. Nasi di kecapin lalu di gorenglah favorit mereka” ujar Pak Roekmana. Pak Roekmana tinggal di Ujung Berung. Dia termasuk orang yang ternama di daerah nya. Dia memiliki kenalan yang banyak. Dan kenalan itulah yang menjadi alat promosi sekaligus pelanggan setia nya.
            Awalnya Pak Roekmana bekerja sebagai montir di bengkel mobil di daerah ujung berung, disana dia kerja tetap dengan penghasilan tetap. Terjamin penghasilannya untuk kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Tetapi kebutuhan manusia bertambah lagi. Nama kebutuhan itu adalah pendidikan. Anaknya beberapa tahun lagi lulus SMA, dan dia akan meneruskan pendidikannya. Akhirnya jawaban untuk kebutuhan uang bagi orang dengan penghasilan tetap adalah Wirausaha. Sedikit mirip dengan berjudi, tetapi ditambah usaha, lalu ditambah halal.

“Siapa yang rela ilmu anaknya dibayar dengan uang yang haram?” – Pak Roekmana
“Pejabat pak” – Sekelompok Demonstran

            Lalu Pak Roekmana memilih berjualan nasi goreng, karena dia sangat suka nasi goreng buatan istrinya.
            Menurut pak Roekmana, Kunci agar usaha berjalan lancar adalah link, karena itu dia selalu akrab dengan pelanggannya. Apalagi ketika dia di wawancarai oleh mahasiswa unpad, dia sangat girang. Hampir semua pelanggan yang membeli memanggil dia dengan panggilan. Dia jarang di panggil hanya dengan panggilan ‘mas’ atau ‘bapak’, karena dia memiliki watak mudah akrab dengan orang-orang. ada yang memanggil ‘paruk’, ‘pa ndut’, ‘brewok’, dan banyak lagi panggilan lainnya. Mungkin kalau dihitung totalnya ada 9231 panggilan.
            Kesan pertama yang didapatkan ketika pertama berjumpa dengan Paruk (Pak Roekmana) adalah dia seakan memiliki aura yang membuat orang nyaman bersama dia. Aura yang berbeda dari penjual nasi goreng lainnya. Walaupun penampilan nya menunjukan kebalikan dari itu, tetapi raut wajah nya memberikan isyarat bahwa dia menerima semua orang. Bahkan dia mengajak untuk mampir ke rumahnya untuk makan malam dan dilanjut dengan ngopi.
            Dan sesampai dirumahnya Paruk benar benar berusaha membuat tamu nya seakan berada dirumah sendiri. Dia menyodorkan 6 toples cemilan yang isinya berbeda, dan memesan 2 cangkir kopi dari warung sebelah. Dia bercerita tentang dulu ketika menjadi montir dan menceritakan anaknya yang akan lulus SMA dengan sangat bangga dan sangat polos, seperti anak kecil yang menunjukan hasil ujiannya yang nilainya seratus kepada orangtua nya. Ceritanya membuat orang merasa kenal dekat dengannya walaupun baru pertama kali bertemu.

Dia memiliki keahlian khusus dalam berwirarusaha. Keahlian berinteraksi dengan orang lain yang cemerlang. Jika dia diberi modal lebih untuk mengembangkan usaha nasi goreng nya. Mungkin akan menjadi restoran nasi goreng besar dengan banyak cabang. 

Kamis, 29 Mei 2014

"Hey what a beautiful flock of sparrows"

he's following the sparrows
closer and closer they show no vulner
at the point they know its too close
he know they will not stay and it is time for him to walk away

until one day the same flock of sparrows come to him
saying hello by using their language
but he just walk past through the flock with ignorance
by knowing they are just a common flock of sparrows

Senin, 18 November 2013

Apa alasan dia berlari?



Dia berlari tanpa henti dengan melihat kebelakang


Tidak peduli rasa haus sudah mengingatkan batasan tubuhnya


Hingga tersadar ada danau yang sudah terlewat jauh






Jika harapan yang tergapai. kembali menjadi angan


Akankah rasa kehilangan hilang?






Ketika angan masih terangin angin di dunia luas


Masihkah kaki berjalan menuju tujuan?